KISAH I :
Dari beberapa diskusi saat saya bertemu dengan teman yang berprofesi agen
asuransi, rata-rata mereka menanyakan kepada saya bagaimana caranya agar sukses
di profesi tersebut. Sukses yang sering didefinisikan adalah komisi ratusan
juta per-bulan, bonus wisata keliling dunia, mencapai kebebasan waktu, dan
sebagainya. Saya menjawab mengapa tidak bertanya kepada manager anda (yang
tentunya sudah terbukti sukses) bagaimana cara untuk sukses? Jawabnya adalah
“kita tidak bisa membandingkan dengan mereka, mereka tuh teman
pengusahanya banyak, daftar prospeknya orang-orang kaya semua, dan mereka
tinggal diperumahan elit, intinya kita berada didunia yang berbeda dengan
mereka. Kalo saya kan hanya lulusan diploma, anak orang biasa, teman saya pun
rata-rata juga orang-orang biasa,intinya market saya tidak potensial”
Apakah benar pendapat itu? Mari kita cari jawabnya bersama-sama.
Saya penasaran apakah benar pendapat teman saya itu. Langkah pertama yang saya
ambil untuk mencari jawabnya adalah dengan berkenalan dan menemui seorang unit
manager pada perusahaan asuransi ternama. Perkenalan kami begitu singkat dengan
alasan menemui adalah untuk ingin tahu tentang produk-produk asuransi.
Lalu kami berdiskusi prinsip-prinsip dan cara menjual yang efektif serta efisien,
kami juga berdiskusi tentang prospek dunia asuransi secara global, perekonomian
dunia dan Indonesia, kenaikan harga cabe, film bioskop terbaru, kualitas SDM
Indonesia, dan banyak hal lain yang tentunya sangat menarik untuk didiskusikan.
Setelah menghabiskan waktu selama hampir 2 jam saya pamit pulang.
Anehnya, dia sama sekali tidak menanyakan apakah saya tertarik dengan produk
asuransinya. Dia hanya memberi kartu namanya dan menitip pesan kepada saya
untuk menjaga diri dan keluarga saya baik-baik. Sebuah pesan singkat yang
semula saya pikir klise dan tidak begitu bermakna bagi saya.
Dalam perjalanan pulang saya lalu berpikir keras terletak dimana kunci
suksesnya, apa saja yang telah dia lakukan selama menekuni profesinya, dan yang
lebih penting adalah latar belakang keluarga dan lingkungannya. Saya ingin
mengetahui lebih dalam lagi tentang kehidupan dan kepribadiannya selain
pengetahuan umumnya yang sangat luas.
Beberapa hari kemudian saya menelpon untuk membuat janji makan siang bersama.
Tanpa berpikir lama dia menjawab bahwa esoknya dia punya 2 jam waktu bebas dan
menerima ajakan makan siang saya. Dalam diskusi kami yang kedua ini saya banyak
berinisiatif untuk bertanya dan berusaha memahami cara berpikirnya, mengetahui
kehidupan pribadi dan lingkungannya. Dari hasil dua pertemuan tersebut saya
sedikit mengetahui dan yakin bahwa pendapat teman saya tidak 100% benar. Unit
Manager (sebut saja Adhiet) tersebut benar-benar memahami prinsip-prinsip
kesuksesan. Dan secara tidak sadar, dia telah membagikannya kepada saya.
Sikap positif, punya impian besar, antusias, kerja keras+cerdas adalah sesuatu
hal umum yang sering disampaikan oleh motivator handal. Bagi saya itu bukan
rahasia lagi. Dan orang-orang sukses yang saya temui rata-rata mempunyai sikap
mental yang demikian. Mereka memang benar menerapkan prinsip-prinsip kesuksesan
ala motivator-motivator tersebut. Tetapi ada sesuatu hal yang lain yang mungkin
belum diungkap dan itu menurut saya sangat pribadi. Berikut yang saya sampaikan
mungkin dapat menginspirasi kita semua, tidak hanya untuk seorang agen asuransi
teman saya saja.
Kekuatan Pribadi
Adhiet mampu menggunakan kekuatan individunya secara optimal. Adhiet
benar-benar memahami kekurangan dan keunggulannya secara pribadi. Adhiet telah
berhasil memilah-milah dan melejitkan potensi pribadinya dengan luar biasa. Dia
tahu bahwa dia adalah orang yang pemalu, tetapi disisi lain dia adalah seorang
suami dan ayah yang sangat sayang kepada keluarga. Dan bagi saya sifat
penyayangnya inilah kekuatan pribadinya yang luar biasa. Dalam dua kali
pertemuan dia berhasil mempengaruhi saya secara mental dan spiritual akan
pentingnya kebahagiaan keluarga. Nilai-nilai yang disampaikan begitu dalam dan
begitu membekas. Kekuatan itulah yang membuat dia mempunyai personal leverage
yang lebih tinggi dari orang-orang yang seprofesi seperti dirinya, dan secara
tidak langsung berperan besar terhadap keputusan pembelian client nya.
Kekuatan pribadinya yang lain adalah dia begitu fokus untuk melakukan apa yang
terbaik yang dia mampu. Secara implisit dia menyiratkan bahwa dia adalah
seorang tidak terlalu suka dengan kerja keras. Dia lebih suka menghabiskan
waktu bersama keluarganya daripada berlama-lama ditempat kerja. Dalam buku the
80/20 Principle: The Secret to Success by Achieving More with Less, Richard
Kouch mengatakan bahwa kebanyakan dari kita hanya menggunakan 20 persen waktu
kita dengan baik. Sisa yang 80 persen, biasanya dihabiskan untuk aktivitas yang
membuat sedikit perbedaan atas kesuksesan kita secara keseluruhan. Tragedi
kehidupan manusia terjadi bukan karena tidak mempunyai kekuatan yang cukup,
tetapi karena gagal menggunakan apa yang sebenarnya dimiliki. Kekuatan yang
masih tersembunyi itulah yang harus kita bebaskan.
Adhiet yang bekerja selama sekitar rata-rata 5 jam sehari telah menemukan cara
bagaimana menyusun sistem kerja untuk kegiatan yang produktif lebih dari 20%
dalam jam kerjanya. Dia mendelegasikan semua pekerjaan yang dia tidak ahli
didalamnya. Dia tahu bahwa bisa saja dia mampu melakukan semua hal yang terkait
dengan pekerjaannya, tetapi itu tidak dilakukannya. Dia secara terus menerus
mampu menentukan prioritas terbaik untuk pekerjaan dan target pribadinya, untuk
pekerjaan yang lain dia delegasikan kepada rekan kerjanya yang lebih ahli.
Dekat dengan Pelanggan secara Unik
Adhiet secara menyakinkan telah membuat jarak yang dekat dengan pelanggannya.
Dia mempunyai database dari pelanggan, prospek yang dulu menolak, dan calon
prospeknya. Setiap hari ulang tahun pelanggannya, perayaan hari keagamaan,
pernikahan, tahun baru, Adhiet selalu ingin menjadi orang pertama yang
mengucapkan selamat. Bagaimana caranya? Ternyata dalam handphonenya tertanam
aplikasi SMS Scheduler, yang secara otomatis bisa mengirim pesan dalam bentuk
SMS pada jam, hari tertentu dengan dilakukan penyetingan yang tidak terlalu
sulit. Sebuah ide yang brilian.
Khusus saat pelanggannya mengalami musibah, sebisa mungkin Adhiet akan secara
langsung membantu untuk meringankan beban daripada sekedar mengirim SMS memberi
ucapan turut bersedih. Dengan logat jawanya yang kental Adhiet berkata:
“Apabila client saya mengalami momen bahagia, pasti ingin dibagi dengan
orang-orang tercintanya, jadi dia tidak butuh kehadiran saya, kirim sms saja
sudah cukup. Tetapi apabila mereka mengalami musibah saya ingin merasa bahwa
sayalah salah seorang yang bisa menguatkan mereka”
Untuk dekat dengan pelanggan, Adhiet selalu tidak berlebihan atau mengesankan
ada maksud tertentu ataupun pamrih. Dia cukup sedikit meninggalkan kesan, tidak
berusaha keras menanamkan kesan kepada pelanggannya. Dan saya percaya bahwa
sebagian besar pelanggan Adhiet mempunyai kesan positif terhadap teman baru
saya ini.
Kedekatan dengan pelanggan yang menurut saya unik adalah Adhiet tidak
memposisikan dirinya sebagai wakil dari perusahaan. Dia lebih memposisikan
dirinya adalah seperti pelanggannya. Apabila terdapat kebijakan perusahaan yang
dirasa merugikan hak pelanggan, dia turut memperjuangkan dan berada diposisi
pelanggan. Bahkan dia lebih suka tidak memasang tanda pengenal di dada yang
berlogo perusahaan tempat dia bekerja ketika bertemu prospek untuk menyampaikan
presentasi. Dia berpendapat hal itu akan membuat kesan ada jarak diantara
mereka. Tanpa simbol-simbol tertentu prospek sudah tahu bahwa Adhiet adalah
agen asuransi tempat dimana dia kerja.
Mengalahkan Ketergantungan akan Waktu
Sebagai seorang manusia, Adhiet berusaha untuk tidak tergantung pada waktu. Dia
bercerita ketika awal menekuni profesi atau bisnis banyak yang memfokuskan pada
waktu. Adhiet tahu cara untuk mendapatkan manfaat terbesar dari penggunaan
waktu yang terbatas itu. Secara practical Adhiet mencari terus mencari ide
bagaimana caranya untuk tidak tergantung pada waktu. Seorang konsultan bisnis,
pajak, pengacara, dokter adalah contoh konkretnya. Pendapatan mereka sangat
berdasarkan waktu yang mereka habiskan bersama klien atau pasien. Supporting
leverage yang tersedia untuk profesi seperti ini sangat terbatas. Untuk
mendapatkan penghasilan yang besar maka dibutuhkan jam kerja yang lebih lama,
alternatifnya adalah menaikkan imbalan atau fee. Tetapi ditengah persaingan
profesi tenaga ahli yang sedemikian ketat yang terjadi malah perang
harga…berlomba-lomba memotong fee demi mendapatkan client baru.
Adhiet lalu mencari cara agar bisnisnya bisa secara otomatis memberi peluang
pemasukan pendapatan pada saat dia tidak bekerja secara langsung. Adhiet sadar
bahwa jumlah temannya terbatas, dan dia harus mencari teman-teman baru diluar
lingkungannya agar dia bisa terus memperluas networking-nya.
Untuk mengatasi keterbatasan dan ketergantungan atas waktu Adhiet menemukan ide
brilian. Dari hobbynya menulis, dia mempunyai situs blog pribadi yang berisi
tulisan-tulisannya tentang perencanaan keuangan, nilai-nilai keluarga dan
tulisan-tulisan lain yang sifatnya ringan dan sedikit ada hubungannya dengan
profesinya.
Dia percaya untuk bisa bertahan dia harus “melek” teknologi yaitu teknologi
informasi. Dengan bantuan internet dan orang lain yang sangat ahli dibidang
internet dia mendapatkan banyak teman baru dari seluruh dunia, tanpa dibatasi
jarak, ruang dan waktu. Orang lain bisa mengakses blognya 24 jam sehari,
dimanapun berada. Intinya ketergantungan akan waktu yang bisa membatasi potensi
penghasilan telah bisa dia kalahkan. Saat dia tidurpun dia telah mendapat teman
baru, yang berarti prospek baru untuk bisnisnya.
Dari berbagai macam kunci kesuksesan yang pernah dipublikasikan para ahli
kadang tidak bisa kita terapkan 100 persen. Saya pribadi percaya kesuksesan itu
bersifat sangat personal. Yang mungkin bisa kita tiru adalah mungkin cara-cara
sistematis, etos, dan standard kerjanya. Tetapi menurut saya, kita harus
menemukan kunci kesuksesan itu dengan cara yang ada pada diri kita sendiri.
Kunci itu sebenarnya ada di dalam diri kita, yang kita perlukan adalah cara
untuk membuka kotak penyimpannya saja.
Mungkin masih banyak kunci sukses seorang Adhiet yang tidak saya tahu, karena
kami hanya bertemu dua kali. Tetapi, saya yakin kunci suksesnya adalah bukan
karena dia anak orang kaya, hidup di lingkungan orang kaya, ataupun karena beda
derajat dengan kita. Tapi lebih dari itu, saya berpendapat Adhiet dengan
caranya sendiri telah menemukan kunci suksesnya. Tidak dengan cara-cara yang
sulit dan saya yakin semua orang pasti bisa sesukses dirinya.
Harapan saya apa yang saya sampaikan ini semoga bisa memberi manfaat dan
perspektif lain tentang penyebab kegagalan dan kunci kesuksesan. Semoga………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar